Filsafat

Lupa Juga Ada Manfaatnya Lho..

Ilustrasi: harjasaputra.com

“Lupa” adalah lawan dari “ingat”. Lupa merupakan proses hilangnya memori tentang suatu kejadian, pekerjaan atau benda di dalam otak manusia. Hilang ingatan di sini bisa berarti hilang sementara atau hilang selama-lamanya. Bisa juga diartikan “Otak tidak dapat memanggil kembali memori yang sudah terekam”.

Misalnya, seseorang lupa akan nama temannya sewaktu SD. Kejadian lupa itu dapat kembali pulih (ingat kembali) seketika tanpa disadari oleh dirinya. Ini adalah proses lupa sementara.

Lupa seringkali dimusuhi oleh manusia. Karena dirasakan begitu meresahkan. Apalagi bagi pelajar, sudah capek belajar menghapalkan suatu istilah, tetapi ketika ulangan, ingatan itu menjadi hilang. Maka, lupa dalam kasus ini menjadi bencana. Karena menjadi musuh, maka banyak beredar obat-obat yang berfungsi untuk melawan “lupa” atau untuk memperkuat daya ingat.

Tapi, sadarkah Anda bahwa lupa itu ternyata banyak manfaatnya yang tidak kita sadari?

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa forgetting (lupa atau melupakan) secara psikologi memiliki dampak positif pada kehidupan. Dr McGaugh pernah mengatakan: “Jika Anda sering pergi keluar dengan Bob dan sekarang kau menikah dengan Bill, kemudian Anda ingin bisa mengatakan, ‘Aku mencintaimu, Bill.” Itulah sebabnya melupakan adalah penting.”

Bayangkan, kalau manusia tidak memiliki sifat “Lupa”, pasti akan tersiksa. Trauma-trauma dari kejadian yang menimpa seseorang, kalau tidak terlupakan maka akan terus menghantui dirinya. Ini akan berdampak negatif pada jiwa seseorang.

Lupa juga dapat berarti “terhalang”. Maksudnya, manusia tidak mungkin ingat semuanya dalam proses berpikir dalam satu waktu. Ketika pada satu waktu (sebut saja menit X) manusia fokus pada sesuatu, maka otomatis ribuan bahkan jutaan memori yang lain akan terhalang (tidak ingat). Maka dalam menit X tersebut manusia menjadi pelupa pada jutaan memori yang lain.

Bayangkan jika manusia tidak pelupa, maka manusia tidak bisa fokus pada suatu perkara. Inilah makna dari “manusia adalah tempatnya lupa”, yaitu pasti tidak bisa fokus pada seluruh memori yang ada di otak.

Makna pelupa di atas berlaku bagi semua manusia, bahkan juga pada Nabi sekalipun. Karena itu adalah sifat hakiki manusia. Jadi, jika disebutkan bahwa “Nabi pernah lupa” itu betul, tapi bukan berarti ia pikun pada suatu kejadian. Tidak. Nabi pelupa yaitu ketika ia berpikir atau berbicara pada menit X tentang suatu masalah, pada menit X tersebut ia otomatis akan melupakan hal-hal lain, seperti telah disebutkan di atas.

Hal ini pun untuk menyanggah bahwa “Nabi juga manusia, pasti pernah lupa pada kejadian-kejadian atau konsep-konsep penting”. Ini tidak masuk akal jika dalam arti tersebut, tetapi jika dalam makna di atas itu yang masuk akal.

Kembali pada manfaat lupa. Lupa adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan pada manusia. Selain diberikan ingatan, manusia juga diberikan alat penghapusnya, yaitu lupa. Sebab tidak semua jalan hidup manusia selalu mulus, pasti banyak peristiwa yang tidak diinginkan, sehingga harus dilupakan.

Dalam kehidupan ini, dalam setiap 1 menit hidup kita, informasi yang masuk pada otak lebih dari ratusan memori baru. Kita lewat di jalan misalnya, iklan-iklan dari berbagai media (billboard, iklan TV, iklan macam-macam) banyak kita lihat dalam 1 menit. Dalam 1 menit itu juga, informasi-informasi lain yang terkait secara khusus dengan kehidupan kita begitu beragam masuk dalam memori kita. Berarti ribuan bahkan jutaan informasi dalam sehari masuk dalam memori kita. Kalikan dengan umur kita.

Maka, secara alamiah, otak sudah punya fasilitas untuk menghapus memori-memori yang tidak penting sehingga hanya memori-memori yang dianggap pentinglah yang tersimpan sangat kuat dalam memori otak.

Lupa juga bermanfaat ketika kita tidur. Jika tidak lupa pada setiap peristiwa yang kita lalui selama seharian, maka kejadian itu akan menghantui mimpi kita. Tidur yang sempurna adalah ketika otak istirahat penuh, tidak ingat ke berbagai hal. Tidur yang nyenyak sering disebut tanda-tandanya dengan tidak mimpi apapun, atau tidak mimpi hal-hal yang menakutkan. Mimpi hal yang menakutkan seringkali berhubungan dengan kejadian yang pernah kita alami. Maka di sinilah juga manfaat lupa.

Meskipun demikian, bukan berarti ketika kita banyak lupanya itu bagus. Itu pikun namanya atau amnesia. Tak normal juga.**[harja saputra]

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments