Komunikasi

Gesture (Sikap Tubuh) dalam Beberapa Budaya

Gesture menoleh heran (talent: Putri NTB/harjasaputra)

Gesture (sikap yang ditunjukkan oleh gerakan anggota tubuh) merupakan salah satu unsur dari komunikasi non-verbal. Gesture bersifat alamiah, lebih murni, dan orang bisa mengetahui apa yang disampaikan jika komunikasi verbal diikuti oleh bahasa non-verbal melalui bahasa tubuh.

Berikut ini adalah contoh dari gerakan non-verbal berupa gesture yang memiliki arti yang sama dan berbeda di beberapa negara (Adelman: 1993):

a. Ketika kita bahagia, kita biasanya tersenyum. Dengan kata lain, tersenyum biasanya ekspresi senang. Hal ini juga dapat menunjukkan kasih sayang, menyampaikan kesopanan atau bahkan menyamarkan perasaan yang sebenarnya. Tapi, itu tergantung pada situasi dan hubungan.

Senyum wanita pada seorang petugas polisi tidak membawa arti yang sama ketika dia tersenyum kepada seorang anak muda. Dalam budaya Asia termasuk Indonesia, tersenyum juga digunakan untuk menutupi rasa sakit emosional atau malu.

Ketika siswa terlambat datang ke kelas atau mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru, mereka mungkin tersenyum untuk menutupi rasa malu mereka.

b. Ketika kita sedih atau marah, kita bisa mengerutkan dahi, cemberut, atau bahkan menangis. Dalam budaya Arab dan Iran, orang mengekspresikan kesedihan secara terbuka. Mereka meratap keras, sementara orang-orang dari China, Jepang, dan Indonesia lebih tenang.

c. Ketika kita menunjukkan “tidak” atau negasi, kita biasanya menggelengkan kepala dari sisi ke sisi. Menggelengkan kepala dari sisi ke sisi juga digunakan untuk menunjukkan ketidaksetujuan atau sikap negatif.

Jika kita punya teman yang ditangkap oleh polisi untuk ketiga kalinya karena kejahatannya, kita bisa menggelengkan kepala dari sisi ke sisi untuk menunjukkan ketidaksetujuan atau sikap negatif terhadap kejahatannya.

d. Ketika kita tidak tahu atau mengerti apa yang orang bicarakan, kita biasanya mengangkat bahu kita.

e. “Ring” atau “OK” isyarat memiliki arti yang berbeda di negara yang berbeda. Di Amerika Serikat dan di negara-negara berbahasa Inggris, cincin atau gerakan OK berarti “Semuanya OK”.

Di Prancis itu juga bisa berarti nol atau tidak ada. Di Jepang bisa berarti ‘uang, di beberapa negara Mediterania, digunakan untuk menyimpulkan bahwa seorang pria homoseksual. Di Indonesia, gerakan cincin berarti OK atau nol.

f. Gerakan jempol-ke atas memiliki makna berbeda di tiap negara. Di Italia, ketika orang menghitung dari satu sampai lima, mereka menggunakan jempol yang menunjukkan  ”satu” dan jari telunjuk menjadi “dua”.

Di Australia, Amerika, Inggris dan Indonesia, orang menghitung “satu” di jari telunjuk dan dua di jari tengah, maka, ibu jari akan menjadi nomor lima. Di Indonesia, gerakan jempol berarti pekerjaan yang baik atau respon terhadap seseorang yang telah menyelesaikan pekerjaan yang sangat baik. Ini juga berarti “lezat” ketika kita mencicipi makanan lezat.

Di Amerika jempol digunakan untuk menyetop kendaraan. Di Indonesia, jika kita ingin menghentikan transportasi umum kita menggunakan jari telunjuk untuk menghentikannya.

g. Kontak mata adalah penting karena menunjukkan keintiman, perhatian, dan pengaruh.

h. Tepok jidat. Ini bahasa gesture baru yang muncul belakangan setelah trend di dunia maya. Tepok jidat menunjukkan bahasa tubuh yang berarti “lho kok bisa” atau keheranan.

i. Lima jari di angkat ke atas. Ini bisa menunjukkan “stop” atau dalam kesempatan yang berbeda bisa bermakna sapaan dari jauh.

j. Tangan dikepal adalah gesture yang dapat menunjukkan makna berbeda. Bisa bermakna bahagia yang tak terhingga atau marah.

Banyak lagi bahasa-bahasa tubuh yang menunjukkan untuk mengungkapkan ekspresi tertentu yang ada dalam budaya kita.

Gesture tubuh juga bisa berasal dari kaki. Posisi melipat kaki dan menjulurkan satunya sambil meloncat, menunjukkan bahasa tubuh menendang.**[harjasaputra.com]
—————————————

Referensi: Adelman, Mara B and Levine Deena R dalam M. Handi Gunawan, Non-Verbal Communication: The “Silent” Cross-Cultural Contact With Indonesians, 4th International Conference on the Teaching of Indonesian to Speakers of Other Languages Sanur-Bali, Indonesia, October 1-3, 2001. Diterjemahkan oleh harja saputra.

Gesture dalam Foto:

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments