Nasional

Ada yang ‘Bermain’ di Balik Isu Ambruknya Gedung di Proyek Hambalang

Hambalang Senin 28 Mei, tidak ada yang ambruk kan? (harjasaputra)

Senin (28 Mei) media-media nasional, baik cetak, online, maupun elektronik banyak menurunkan beritanya dengan diulang-ulang: berita tentang ambruknya bangunan di proyek Hambalang, Sentul, Bogor. Entah siapa yang mulanya menghembuskan kabar bohong ini dan apa tujuannya, yang pasti berita ini bukan murni berita tapi ada framing tertentu untuk terus mengudara, tentu tujuannya sangat politis.

Dari mana disebut berita bohong? Mari kita bedah.

Pertama, kita ambil beberapa berita dari media yang mewakili, di sini saya cantumkan Kompas. Bahkan di berita onlinenya Kompas.com berita tentang amblesnya bangunan Hambalang ini menjadi topik khusus dalam kanal “Liputan Khusus”. Media online sekelas Detikcom pun banyak memberitakannya. Tempo juga. Di situ diberitakan bahwa gedung yang ambruk terjadi pada Kamis malam minggu lalu (24 Mei). Kompas.com menyebutnya bukan “ambruk” tetapi “bangunan amblas”. Sementara media-media lain menyebutnya “ambruk” alias runtuh. Hal ini diperkuat dari keterangan Corporate Secretary dari Adhi Karya sebagai perusahaan yang mengerjakannya. Entah perkataannya ditelikung atau tidak dikutip lengkap atau bagaimana, yang pasti publik digiring ke satu opini bahwa Kamis lalu ada bangunan di proyek Hambalang yang ambruk karena amblasnya struktur tanah. Setelah beredar berita-berita ini, maka ramailah tokoh-tokoh politik berkomentar.

Isu ini jelas mengada-ada. Kenapa? Saya sudah sering berkunjung ke proyek Hambalang, lebih dari 3 kali. Mendengar berita ini saya cek juga ke sana. Dari penelusuran saya, hari Kamis minggu lalu, tidak ada gedung atau tanah yang ambruk ataupun ambles. Hal ini diperkuat dari keterangan orang yang bekerja di sana (nama tidak saya sebutkan untuk menjaga agar yang bersangkutan tidak dipersoalkan).

Kedua, menurut keterangan para pegawai di lokasi, tidak pernah ada wartawan yang masuk ke lokasi tersebut. Karena memang sebagaimana proyek di tempat lain, tidak diperbolehkan orang lain selain pegawai, suplier, dan pihak yang berkepentingan masuk ke area proyek. Maka, dari mana awal mula sumber kabar tentang ambruknya proyek Hambalang ini? Tak mungkin dari kabar angin kan?

Untuk menguatkan bahwa minggu lalu tidak ada gedung di Hambalang yang runtuh saya sajikan satu foto di atas yang diambil langsung dari lokasi.

Ada banyak foto lagi sebenarnya tapi cukup satu itu saja. Ini untuk menunjukkan bahwa jurnalis warga bisa menembus sumber yang tidak bisa ditembus oleh wartawan surat kabar nasional sekalipun.

Ketiga, ini yang benar. Dari keterangan di lapangan, minggu lalu tidak ada bangunan yang ambruk, yang ada adalah pada Desember 2011 lalu. Bangunan pernah amblas karena struktur tanah bergeser. Tapi, sekali lagi, itu terjadi pada Desember 2011 lalu, bukan Kamis minggu lalu. Tepatnya pada 20 Desember 2011. Hal ini diperkuat dari keterangan Manajer Konsultan Proyek yang dikutip Koran Tempo dan Detikcom. Bukan seperti yang diberitakan di Kompas.com.

Saat ini bangunan yang amblas sudah diratakan dengan tanah. Yang amblas adalah bangunan indoor dan power house. Dialihkan ke tempat lain. Ini murni karena force major. Satu hal yang biasa terjadi di sebuah proyek, karena memang struktur tanah di proyek Hambalang ini adalah bukit. Jangan tanya masalah perencanaannya bagaimana, kalau alam sudah bicara, gedung setangguh apapun akan tunduk.

Di sini tidak bermaksud menyalahkan wartawan Kompas karena dari segi pemberitaan tidak salah sama sekali, ia memuat pernyataan dari Corporate Secretary, meskipun saya meragukan keterangan yang bersangkutan apakah dikutip penuh atau tidak. Tidak mungkin corporate secretary Adhi Karya mengada-ada. Atau kemungkinan lain, keterangannya betul, jika demikian berarti perlu dipertanyakan apa motif dari keterangan yang mengada-ada tersebut. Yang masih menjadi misteri adalah: Dari mana asal mula isu bahwa Kamis minggu lalu ada gedung di Hambalang yang runtuh? Ini yang aneh, semakin terasa aroma “permainan politik”-nya. Pasti ada aktor yang bermain di balik isu ini.

Keempat, proyek Hambalang sudah sebulan lebih terhenti. Di sini yang agak rancu. Dari keterangan pihak kemenpora yang dikutip berbagai media, mengindikasikan ke arah bahwa proyek ditunda disebabkan antara lain amblasnya gedung ini. Pertanyaannya: kenapa tidak sejak Desember 2011 lalu? Ini sudah lima bulan berlalu, lantas beredar isu tentang amblasnya gedung, lalu argumentasi menundanya mundur jauh ke belakang.

Kelima, lagi-lagi permainan politik muncul: dikaitkanlah isu amblasnya gedung ini dengan Cak Anas. KPK diminta segera memeriksa Cak Anas terkait insiden ini. Lho apa hubungannya? Apakah Cak Anas yang menyebabkan amblasnya gedung? Amblasnya sudah lama, lantas diisukan amblas minggu lalu, kemudian sekarang diarahkan ke Cak Anas, logika yang sangat rancu. Semakin nampak ada agenda tersembunyi di balik isu ini. Apakah ini terkait dengan sikap KPK yang berbicara bahwa Cak Anas tidak diprioritaskan  untuk dipanggil terkait isu Hambalang? Mungkin ya mungkin tidak. Jika ya, berarti sangat jelas siapa yang bermain di isu ini. Jika tidak, lantas jari siapa yang kotor? Jangan tanya siapa aktor yang bermain di balik isu ini, karena ini juga yang jadi pertanyaan saya. Kalau demikian, mari kita berbingung-ria.**[harja saputra]

 

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments