Unik

Ngopi Bareng Pak Bondan ‘Maknyuss’ di Kopitiam Oey

Bersama Bondan Winarno, Maknyusss (harjasaputra)

Setiap orang butuh makan tapi tidak setiap orang memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan atau minuman. Mungkin kalimat itu yang cocok untuk menggambarkan inti dari acara “Ngopi Bareng Pak Bondan Winarno", di Kopitiam Oey, ITC Fatmawati (19/05). Banyak informasi baru yang saya peroleh dari acara seputar makanan itu.

Saya baru tahu kalau cara menyeduh kopi dan teh yang terbaik adalah dengan tanpa gula. Hal ini, menurut Pak Bondan “Maknyuss”, karena kadar antioksidan akan menurun drastis jika kopi diseduh dengan gula. Dengan menyeduh kopi tanpa gula juga tidak menyebabkan efek “rasa bersalah” bagi orang yang sedang diet.

Bondan Winarno, pendiri Kopitiam Oey, memiliki pengetahuan luas tentang makanan/minuman. Ia dikenal sebagai pakar kuliner, dan ucapan “Maknyuss”-nya sangat khas pada acara kuliner di sebuah TV Swasta. Pengetahuannya diperoleh melalui pengalaman bertahun-tahun dari hobinya.

“Bisnis makanan itu bukan hanya masalah food combining, tetapi juga harus faham seluk-beluk dari setiap makanan”, Ujar Bondan.

Tentang cara “ngopi” misalnya, orang kita main tabrak saja. Di luar negeri, coba saja Anda memesan kopi cappucino di sore atau malam hari, tentu akan menjadi pusat perhatian, akan dilihatin oleh semua orang. Karena tidak umum. Itu karena orang kita kesadaran masalah penyajian kopi yang benar belum diperhatikan. Cappucino yang terbuat dari Kopi jenis Robusta sebaiknya diminum di pagi hari, karena sifatnya yang agak keras, untuk memberikan efek penambah semangat. Untuk sore atau malam sebaiknya seduh kopi jenis Arabica semisal Espresso, karena aromanya yang lembut dan tidak terlalu keras.

Contoh lainnya, tentang penyedap rasa ber-MSG (Monosodium Glutamatte), menurut pria kelahiran Surabaya 63 tahun lalu yang mengaku punya sifat pelupa itu, juga kadang terlalu “lebay”. Dikatakan MSG itu dapat merusak otak, menyebabkan orang menjadi bodoh.

“Sekarang begini, coba saja dilihat angka statistik penggunaan MSG dari negara-negara lain. Orang Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG sebesar 300 gram pertahun. Jepang rata-rata 800 gram pertahun. Negara-negara lain lebih dari 1000 gram pertahun. Sekarang kita bandingkan dengan orang Jepang aja deh. Apa iya orang Jepang lebih bodoh dari orang Indonesia karena lebih banyak mengkonsumsi MSG? Kan tidak seperti itu”, ujarnya.

Bondan menambahkan, bahwa MSG itu fungsinya untuk increasing rasa, menguatkan rasa masakan, salah kaprahnya orang kita setiap dirasakan kurang enak kasih MSG, kurang asin kasih MSG, ya makin kuat tidak enaknya. Sebaliknya, makanan yang memiliki kekentalan dan rasa yang kuat jika diberikan MSG akan makin kuat kekentalan dan rasanya.

Terlihat di seberang meja, para Kompasianers dan peserta lain dari Urbanesia, mengangguk-angguk. “Oh begitu toh ceritanya”, ujar mereka.

Tentang Kopitiam Oey sendiri, yang sekarang namanya berubah menjadi Kopi Oey, cita-cita Bondan yaitu menjadikannya sebagai “Community Center”. Pusat komunitas. Jadi, misalnya, ibu-ibu atau siapa saja ingin arisan, kopitiam bisa dijadikan tempat yang pas untuk mereka. Komunitas karyawan yang ingin gathering, kopitiam juga ingin dapat dijadikan tempat yang pas untuk mereka. Cita-cita ini yang terus sebagai ciri khas dari Kopitiam. Jangan sampai kalah dengan brand-brand import yang mengusung tema serupa tapi harganya yang sangat mahal. Di Kopitiam, keunggulan lainnya adalah harganya lebih murah dan ciri khas budaya Indonesianya “kita banget”.

Di acara itu, pertanyaan-pertanyaan ngocol dari para Kompasianer pun ditanyakan ke Pak “Bondan Maknyuss”. Misalnya, “Pak kalau shooting wisata kuliner itu pas nyoba makanannya bapak habisin semua nggak sih”, tanya Om Didiet, salah seorang kompasianer. “Dihabisin. Kalau nggak sama saya, ya sama krunya..hahaaha”, jawabnya.

Tak kalah menarik adalah desain interior Kopi Oey yang didesain dengan konsep jadoel. “Di semua gerai Kopitiam Oey konsepnya sama”, Ujar Bondan. Lampu-lampu di Kopitiam Oey ITC Fatmawati dibungkus rapi dengan sangkar burung yang dibungkus kain merah. Satu hal yang unik. Lukisan dan gambar-gambar yang dipajang pun semuanya menonjolkan budaya-budaya Indonesia jadul.**[harjasaputra]

Image Gallery:

{gallery}kopitiam{/gallery}

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments