Unik

Penyerahan Koin yang Terkumpul untuk Penderita Infeksi Tulang

Bukti transfer melalui ATM

Sudah hampir 1 bulan kami (bu Soyo Kaze, saya, dan rekan-rekan lain yang turut ikut mendukung dengan tulisan, support, dan tak sedikit yang ikut berpartisipasi) berupaya mengumpulkan dana sukarela untuk Pak Agust Dapa Loka. Beliau adalah blogger Kompasiana, guru, dan penulis novel, yang kini menderita infeksi tulang akibat amputasi kaki karena kecelakaan sepeda motor pada 10 Mei 2009. Sedikitnya membutuhkan dana 100 juta rupiah untuk operasi. Gerakan Koin untuk Pak Agust Dapa Loka ini dimulai dari tanggal 07 Oktober 2011, bermula dari pesan Ibu Soyo Kaze yang menginformasikan mengenai tulisan dari Pak Agust Dapa Loka. perihal sakit yang dialaminya dengan judul “Surat Guru Penderita Infeksi Tulang untuk SBY“. Saya pun telah meminta izin kepada Pak Agust untuk mengkoordinir kepedulian ini. Sejak itu, inbox dashboard saya nyaris dipenuhi oleh obrolan dengan Ibu Soyo Kaze terkait pengumpulan koin ini. Motif kami apa? Hanya kepedulian atau kemanusiaan. Karena mendengar kata “infeksi tulang” saja sudah terbayang bagaimana sakitnya, ngilu mendengarnya. Tulang kaki terantuk meja saja ngilu luar biasa, apalagi ini infeksi.

Kepedulian pada sesama manusia, menurut saya, adalah inti dari semua nilai-nilai yang diajarkan baik yang diajarkan oleh agama, filsafat, maupun dalam ilmu-ilmu lain. Kenneth Phifer pernah mengatakan bahwa ilmu-ilmu dan ajaran yang ada akan berujung pada manusia. Tanpa ada nilai-nilai kemanusiaan, semua ajaran dan ilmu itu tidak akan berguna. Kita hidup dengan manusia maka manusialah yang harus dibela. Agama pun mengamini, bahwa “sebaik-baiknya kalian adalah yang berguna bagi sesamanya”. Maaf, tanpa ada pretensi apapun, alasan inilah juga yang menyebabkan saya tidak pernah ikut menulis, berkomentar, apalagi ikut berpartisipasi dalam isu “Komodo”. Karena kepedulian bagi manusia lebih utama daripada hanya mengurusi Komodo (di samping banyak hal-hal aneh yang kurang masuk akal terkait vote komodo ini, meskipun demikian tidak pernah ingin terlibat dalam pusaran perdebatan pada masalah ini).

Pengumpulan koin untuk pak Agust Dapa Loka ini terus berjalan meskipun dalam dua minggu kemarin saya disibukkan mengurusi pulsa rakyat yang tersedot oleh para penjahat-penjahat pulsa. Ini juga masalah kemanusiaan. Karena menyangkut kepentingan 230 juta pengguna HP di Indonesia. Saya merasa tergerak untuk melakukan perlawanan dengan menggagas “Gerakan Matikan HP”. Satu gerakan kontroversial. Tetapi yakinlah sedikit apapun yang bisa diperbuat, lakukan! (saya tidak mempermasalahkan apakah dihapusnya seluruh konten SMS premium adalah karena gerakan ini atau bukan, untuk kasus ini saya sudah membahasnya di tulisan-tulisan yang lain).

Apakah ada yang meragukan gerakan pengumpulan koin ini? Pasti ada. Saya sempat baca di beberapa komentar pada tulisan yang mendukung gerakan ini ada nada sumbang, mungkin meragukan saya sebagai koordinatornya. Tidak apa-apa toh rekening BCA saya (4212420771) sejak gerakan koin ini tidak pernah digunakan untuk keperluan lain. Awalnya juga rekening itu hanya untuk transit kok, ambil gaji di kasir, masukkan rekening itu, bayar tunggakan ini, tunggakan itu, habis. Tapi setelah gerakan koin, saya menggunakan rekening di bank lain untuk keperluan tersebut. Jadi, bagi yang meragukan silahkan periksa rekening saya tersebut.

Diskusi dengan ibu Soyo Kaze pun banyak dilakukan mengenai kapan waktunya berakhir gerakan koin ini. Semula setuju sampai terkumpul sejumlah yang diperlukan untuk operasi ini. Tak peduli berapa lama. Di tengah perjalanan ada kabar baik, ada jalan lain agar pak Agust bisa dioperasi (meskipun masih diusahakan jadi belum bisa kami ceritakan di sini). Pak Agust Dapa Loka bahkan sudah meminta dua kali dengan tulus untuk mengakhiri gerakan koin ini, karena menurutnya kepedulian dari teman-teman semua sudah sangat berarti, membangkitkan semangatnya. Lalu saya diskusi lagi, sambil menunggu kepastian dari usaha lain yang saya sebutkan, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sampai akhir bulan Oktober. Sedikit demi sedikit koin pun terus bertambah.

Lalu ada pesan dari Pak Agust melalui HP saya, bunyinya sebagai berikut: “Pak Harja yang saya hormati dan kasihi, bulan oktober adalah bulan berrahmat untuk keluarga saya. Bulan Oktober ini sehari lagi akan berakhir. Seiring dengan itu, saya dan keluarga hendak menghaturkan limpah terima kasih atas gerakan kemanusiaan yang telah dirajut dan dengan setia dikawal oleh pak Harja, ibu Soyo sambil bergandengan tangan dengan segenap sahabat di kompasiana. Kiranya oleh kemurahan Tuhan, pak Harja, ibu Soyo dan segenap kompasianers yang tidak dapat saya sebut satu persatu dilimpahi berkat oleh Yang Mahakuasa. Baiklah kita iklas untuk mengakhiri gerakan ini, karena saya dan keluarga sangat sadar bahwa masih banyak ajakan kemanusiaan yang lain lagi yang segera mengajak kehadiran kita bersama. Terima kasih atas semuanya. Kita tetap saling mendoakan. Tuhan memberkati semua saudaraku di kompasiana. Amin.”

Dari pesan Pak Agust Dapa Loka tersebut kami berdiskusi lagi, tetapi karena permintaan beliau yang secara tulus meskipun gerakan koin ini diakhiri tetapi tidak akan mengurangi semangat beliau. Sebelum saya laporkan penyerahan koin yang sudah diterima, berikut ini adalah update terakhir dari koin-koin yang terkumpul (1 koin = 1000 rupiah):

1. Melalui Rek BCA: 4212420771 (Harja Saputra)

– Anonim (Kompasianer): setara 3.420 koin

– Ajinatha (Kompasianer): 250 koin

– Daveena (Kompasianer): 500 koin

– Julianto Simanjuntak (Kompasianer): 250 koin

– Anonim (Kompasianer): 50 koin

– HS (Voice of Humanism): 500 koin

– Alma (Voice of Humanism): 100 koin

– Yunita Idris (Voice of Humanism): 500 koin

– Winda Lasono (Voice of Humanism): 200 koin

– Anonim (Voice of Humanism): 700 koin

– DKGL: 25 koin

– Tiwi Subodro (Pembaca Kompasiana): 350 koin

– Syasya (Kompasianer): 200 koin

– Ilyani Sudardjat (Kompasianer): 500 koin

– Anonim (Kompasianer): 100 koin

– DMP (Kompasianer): 200 koin

– Ari Santoso (Kompasianer): 100 koin

– Anonim (Kompasianer): 500 koin

– DKGL: 50 koin

– Rudi Mulia (Kompasianer): 200 koin

Jumlah: 8.695 koin

2. Melalui Rek: BRI Cabang Waingapu: 014101009449502 (Agustinus Dapa Loka):

– TS (Kompasianer): 250 koin

– Hamba Allah (Kompasianer): 100 koin

– Anonim: 25 koin

– Reneldis Adi Ina: 200 koin

– Robinson Sinaga: 50 koin

– Anonim: 50 koin

– TD (Kompasianer): 100 koin

– Indriati See (Kompasianer): 100 Euro (1.192 koin)

– Anonim: 100 koin

Jumlah: 2.067 koin

Total: 10.762 koin

3. Bantuan Lain

– Kang Nur: Sumbangan berupa obat

Dengan demikian dari total koin yang terkumpul adalah 10.762 koin atau Rp. 10.762.000,- ditambah obat-obatan dari Kang Nur. Semua koin yang terkumpul melalui rekening saya yaitu sebesar 8.695 koin atau Rp. 8.695.000,- sudah diserahkan seluruhnya pada tanggal 02 November 2011 kemarin. Gambar di atas adalah bukti transfer melalui ATM ke rekening Pak Agust Dapa Loka.

Terakhir, saya dan Ibu Soyo Kaze mewakili Pak Agust Dapa Loka berterima kasih atas seluruh pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan koin ini. Meskipun tidak semua dana yang dibutuhkan dapat dikumpulkan, sambil menunggu usaha lain yang terus diupayakan, kami meyakini bahwa tidak ada yang sedikit dalam kepedulian, dan tidak ada yang sia-sia dalam memberi pada sesama. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kaya, membalas dengan yang lebih baik. Karena kepedulian pada sesamalah kita ada. Sharing as it is.**[harja saputra & soyo kaze]

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments