Riset

Cinta dan Kebahagiaan

Ilustrasi: harjasaputra.com

Cinta dalam istilah psikologi kadang disebut juga dengan “hubungan yang dekat/akrab”, bercirikan adanya saling ketergantungan, dimana dua orang atau lebih secara konsisten meempengaruhi kehidupan satu sama lain, memusatkan pikiran dan emosi mereka terhadap satu sama lain, dan secara teratur terlibat dalam aktivitas bersama sebisa mungkin.

Dampak positif dari hubungan dekat adalah dapat mengangkat harga diri dan membantu mengatasi stres. Namun hubungan tersebut juga dapat menghasilkan perilaku yang tidak stabil, antisosial, menarik diri, tidak suportif, serta argumentatif. Ada berbagai jenis hubungan dekat atau hubungan saling ketergantungan, seperti dalam keluarga, pertemanan, pernikahan, dan percintaan, termasuk keintiman seksual.

Terdapat batas yang cukup jelas antara hubungan dekat yang sebatas pertemanan, dan percintaan. Dalam close friendship, verbal intimacy sangat penting dan physical intimacy terbatas, sedangkan dalam percintaan justru kebalikannya. Tentu saja dua individu dalam percintaan juga memiliki “sesuatu yang istimewa”, atau biasa disebut dengan cinta.

Banyak filosof, penulis buku ataupun individu biasa yang sering mencoba untuk mendefinisikan cinta. Di antaranya adalah:

– Love is a mature devotion that overcomes basic differences between men and women (Erikson, 1968, 1982)
– Cinta adalah merupakan daya tarik romantis yang kuat (Baumeister, 1992)

– Menurut Freud, cinta merupakan sebuah objek yang dapat memberikan kepuasan (Mann, 2002)

– Cinta lebih dari kecenderungan untuk menyatu; cinta adalah aktif dan bekerja sesuai caranya sendiri dan cinta bekerja melalui pikiran (Lear, 1990)

– Love is union with somebody or something outside oneself under the condition of retaining the separateness and integrity of one’s own self (Fromm, 1981)

Menurut Erikson, walaupun cinta termasuk dalam intimacy, di dalam cinta juga terdapat beberapa unsur isolation, karena setiap pasangan mempunyai hak untuk memisahkan identitas mereka.

Cinta menurut Erikson, merupakan kekuatan dasar bagi kaum dewasa muda; dan cinta yang dewasa adalah komitmen, hasrat seksual, kerjasama, kompetisi, dan pertemanan. Cinta merupakan kekuatan dasar di masa dewasa dan dapat membuat seseorang untuk menjalani hidup secara produktif.

Cinta dapat memberikan perasaan positif bagi setiap insan yang merasakannya. Jatuh cinta biasanya diidentikan dengan perasaan yang menyenangkan. Menurut pandangan psikoanalisis, hasrat manusia untuk mencintai merupakan kebutuhan emosional yang paling mendalam, sama seperti makanan yang merupakan kebutuhan dasar manusia.

Begitupun Sullivan dalam teorinya ia beranggapan bahwa cinta mendasari kaum dewasa untuk melakukan self-discovery di dalam hidupnya. Maka dari itu, cinta merupakan elemen yang penting bagi kehidupan kaum dewasa muda.

Arnold Buss, seorang psikolog dalam bukunya The Evolution of Desire (2004) mengulas tentang kebahagiaan, menyatakan bahwa cinta merupakan langkah awal untuk menemukan kebahagiaan. Cinta yang menjamin kebahagiaan ialah cinta yang lebih sebagai tindakan memberi dan orang yang mencintai tidak pernah berhenti mengharapkan yang terbaik bagi orang yang dicintai, sehingga dalam pengharapan yang tak kenal putus asa ini terkandung optimisme.

Lebih jauh, mereka yang berhasil memiliki konsep diri yang positif atau harga diri yang tinggi selanjutnya akan mampu melakukan interaksi sosial yang sehat, tidak bersifat egois. Maka kemudian, kebahagiaan pun dapat tercapai melalui pintu gerbang cinta dalam relasi dengan orang lain.**

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments