Sosbud

Makna Kata “Anjay” dan Evolusi Bahasa

Penggunaan kata "Anjay" yang kini sedang ramai diperbincangkan dan kaitannya dengan cakupan makna dan evolusi bahasa.
Ilustrasi: lektur.id

Tentang kata “Anjay”. Sepakat dilarang jika penggunaannya dilakukan oleh anak-anak.

Catatan ini juga bukan untuk anak-anak, tapi untuk orang dewasa.

Kata “Anjay” adalah sulihan atau perhalusan ungkapan dari kata awal “Anjing”. Dalam budaya Sunda, kata ini sama dengan kata “Anjrit”. Tetapi, di budaya Sunda sudah mengalami perkembangan makna. Anjrit ini bukan biasa digunakan untuk makian, tetapi untuk menunjukkan kagum atau bahasa keakraban.

Dalam bahasa Inggris, sulihan semacam ini terjadi juga. Anak milenial sekarang banyak menggunakan kalimat “What The Heck..” Ini juga sulihan atau perhalusan makna dari kalimat “WTF” dan “What The Hell” yang memang dinilai kasar. Apakah What The Heck sama dengan kadar WTF atau WTH? Tidak. Beda itu.

Sebagaimana alam yang berevolusi, bahasa pun berevolusi. Bahasa mengalami perkembangan yang luar biasa. Sebetulnya bukan di kata Anjay atau arti katanya, tapi di intonasi dan motif penuturan, jika ingin melihat sebuah kata itu makian atau bukan.

Kata “Jangkrik” misalnya, hayo apakah ini makian? Kalau patokannya dilarang menggunakan nama hewan untuk memaki, tetapi kenapa kalau memaki dengan kata “Jangkrik” rata-rata bilang bukan makian. OK, jangkrik mungkin binatang kecil. Tidak berasa dimaki sama binatang kecil. Sekarang pakai kata “Ikan Paus” yang gedeee banget. Rasanya apakah makian? Beda taste.

Peradaban ditandai dengan perkembangan bahasa. Jangan pernah membatasi bahasa. Bahasa itu cara ekspresi. Yang harus diubah motif dan cara pandangnya, bahwa tidak boleh intimidatif. Bukan bahasanya. Bahasa halus pun kalau disampaikan dengan cara melotot itu bentuknya intimidatif.

Tidak semua bahasa di medsos bisa dikenali secara mudah seperti di bahasa tatap muka. Hal ini lebih disebabkan sifat teks yang lebih ekspresif dan multi tafsir. Bisa jadi teksnya sama tetapi saat membaca bisa berubah makna. Berbeda cara membaca, beda makna.

Bahkan, meskipun itu makian, apakah makian itu selamanya jelek? Tidak. Makian atau kutukan dalam kondisi tertentu adalah filsafat. Makian adalah ekspresi kata untuk menunjukkan suatu pemikiran.*

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments