Konsep Pesan dalam Komunikasi Pemasaran

Mulyana (2002:18) mengatakan bahwa, membicarakan pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa melepaskan diri dari apa yang disebut simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode.Sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk komunikasi, manusia dalam hidupnya diliputi oleh berbagai macam simbol, baik yang diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami.

Manusia dalam keberadaannya memang memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Selain kemampuan daya pikirnya (super rational), manusia juga memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih indah dan lebih canggih (super sophisticated system of communication), sehingga dalam berkomunikasi mereka bisa mengatasi rintangan jarak dan waktu. Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi artipada gejala-gejala alam yang ada disekitarnya, sementara hewan hanya dapat mengandalkan bunyi dan bau secara terbatas (Mulyana, 2002: 18).

Di dalam kehidupan sehari-hari, seringkali tidak dapat dibedakan pengertian antara simbol dan kode. Bahkan banyak orang menyamakan kedua konsep itu. Simbol adalah lambang yang memiliki suatu objek, sedangkan kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis dan teratur sehingga memiliki arti. Sebuah simbol yang tidak memiliki arti bukanlah kode. Banyak kesalahan komunikasi (miscommunication) terjadi di dalam masyarakat karena tidak memahami simbol-simbol.

Hal itu sejalan dengan pendapat Kotler (2005: 249), bahwa dalam pemasaran perlu memahami unsur-unsur dasar komunikasi pemasaran yang efektif. Gambar di bawah ini adalah unsur-unsur dasar komunikasi pemasaran tersebut.

Dari Gambar di atas, proses komunikasi dimulai dari pengirim, dalam hal ini jika dilihat dari periklanan adalah pengiklan atau produsen dari produk yang diiklankan. Dalam mengkomunikasikan produknya pengirim menggunakan kode (encoding) dalam pesan iklannya yang dipublikasikan melalui media, salah satunya adalah media internet.Kemudian, pesan dari media tersebut diterima oleh penerima (khalayak) dan kode-kode yang digunakan ditafsirkan oleh penerima (decoding) sesuai dengan makna dari kode-kode tersebut. Dari proses penafsiran kode tersebut melahirkan tanggapan yang menjadi umpan balik bagi pengiklan atau produsen dari produk yang diiklankan. Noise adalah kegagalan dalam mengkomunikasikan pesan iklan dikarenakan berbagai faktor, di antaranya pesan yang tidak menarik sehingga tidak memunculkan perhatian bagi penerima.

Pustaka:

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Citra Rosdakarya, 2005.

Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Jilid I dan II. Alih Bahasa: Benyamin Molan; Editor: Yenna Waldemas Jakarta: Indeks, 2005.

Mulyana, Deddy. Dasar-dasar Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2002.