Categories: Polhukam

Sejarah Pergerakan Syi’ah Iran

Ilustrasi: panel.mustangcorps.com

Sejarah pergerakan Syi’ah Iran dapat ditelusuri sejak munculnya kerajaan Safawi yang meletakkan agama sebagai salah satu pilarnya pada abad ke-16. Dapat juga ditelusuri dari menangnya doktrin ijtihad yang dibawa oleh kelompok Ushuli pada saat berhadapan dengan kelompok Akhbari yang lebih menekankan tekstual, yaitu mengikuti apa yang nyata ada pada Qur’an, Sunah Nabi dan Sunah Imam, daripada ijtihad.

Ushuli bangkit pada abad ke-18, setelah sebelumnya pemahaman keagamaan Iran dikuasai oleh kelompok akhbar sejak abad ke-16. Ushuli berkembang pada pemerintahan Qajar yang lebih condong pada kelompok Ushuli. Hal itu dipengaruhi juga oleh adanya invasi ekonomi dari Inggris sehingga Qajar melakukan pemberontakan tembakau pada tahun 1872-73.

Sebelum adanya ajakan untuk melakukan revolusi dari Khomeini, kebanyakan ulama lebih bersifat konservatif daripada melakukan oposisi terhadap pemerintah. Malah banyak yang berkolaborasi dengan rezim. Pergerakan ulama semakin kuat pada Abad 19 dengan adanya pengembangan pada institusi marja’ taqlid. Marja’ yang paling awal dikenal adalah Syaikh Mortaza Anshari, namun tidak berpartisipasi dalam bidang politik.Marja’ yang mempelopori gerakan politik adalah Ayatollah Shirazi.

Ulama bangkit menjadi solid pada saat Reza Shah memimpin (1925-41) yang dipimpin Khomeini. Tokoh lain yang memiliki peran pada pergerakan Islam Iran adalah Sharia’ti yang diinspirasi oleh Ale Ahmad dan Mojahidin-e Khalq yang dihembuskan oleh Shah sebagai marxism. Khomeini memegang peranan kunci pada tahun 1944 dan memimpin pergerakan sejak tahun 1963-64.**[harja saputra]

Sumber: Nikki Keddie, Root of Revolution: an Interpretive History of Modern Iran, Binghimton New York:  Vail-Ballou Press, 1981.

Harja Saputra

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: me@harjasaputra.com