Pengertian dan Ruang Lingkup Insentif

Daftar Isi

Pengertiaan Insentif

Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kerja karyawan atau profitabilitas organisasi.

Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada karyawan yang prestasinya melebihi standar yang telah di tetapkan. Insentif merupakan suatu factor pendorong bagi karyawan untuk bekerja lebih baik agar kinerja karyawan dapat meningkat.

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang insentif, di bawah ini ada beberapa ahli manajemen yang mengemukanan pengertian mengenai insentif. Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar.

Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan sebagai pendukung perinsip adil dalam pemberian kompensasi (Hasibuan.2011:118).

Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi perusahaan (Mangkunegara, 2006:89).

Jenis-jenis insentif

Menurut Hasibuan (2008:184) jenis-jenis insentif terbagi 2 (dua) macam, yaitu :

1. Insentif positif

Insentif positif adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau non-material kepada karyawan yang berprestasi kerjanya diatas prestasi standar.

2. Insentif negatif

Insentif negatif adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman hukuman kepada karyawan yang prestasi kerjanya di bawah standar.

Bentuk – Bentuk Insentif

            Bentuk-bentuk insentif terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu :

  1. Non-Materiil Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berbentuk penghargaan / pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya.
  2. Sosial Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
  3. Materil Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif ini bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya.

 Ukuran insentif

      Dalam memberikan insentif ada beragam ukuran yang dapat dipergunakan :

  1. Ukuran insentif terhadap jumlah keluaran dilakukan dengan menggunakan pembayaran berdasar peace rate atau komisi penjualan.
  2. Ukuran terhadap kualitas keluaran dilakukan dengan menggunakan pembayaran berdasar piece rate hanya untuk mencapai standar, atau komisi hanya diberikan untuk penjualan tanpa piutang ragu-ragu.
  3. Ukuran insentif atas keberhasilan mencapai tujuan diberikan dalam bentuk bonus untuk penjualan yang mencapai jumlah tertentu dalam waktu yang ditetntukan sebelumnya.
  4. Ukuran insentif atas jumlah keuntungan diberikan dalam bentuk profit sharing.
  5. Ukuran insentif atas efisiensi biayar diberikan dalam bentuk gain sharing.
  6. Ukuran insentif atas keterampilan pekerja diberikan dalam bentuk skill-based pay.

Insentif yang menghubungkan pembayaran dengan kinerja mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu :

  1. Keuntungannya adalah memperkuat kepercayaan, menciptakan persepsi keadilan, memperkuat prilaku yang diinginkan dan mengusahakan dasar yang objektif untuk memberikan penghargaan.
  2. Kerugiannya adalah meningkatnya biaya, kompleksitas sistem, pembayaran menjadi bervariasi, kemungkinan penolakan dari organisasi pekerja, diterima terlambat, kekakuan sistem dan keterbatasan kinerja.

Dengan demikian, dapat timbul kesulitan karena sistem insentif membawa konsekuensi baik positif maupun negatif. Pada dasarnya, setiap pekerja yang telah memberikan kinerja terbaiknya mengharapkan imbalan di samping gaji atau upah sebagai tambahan berupa insentif atas prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian apabila organisasi dapat memberikannya, akan meningkatkan motibasi, partisipasi dan membangun saling pengertian dan saling mempercayai atara pekerja dan atasan.

 Cakupan Insentif

Menurut cakupannya insentif dapat diberikan pada individu atau diperlakukan pada seluruh organisasi.

1. Individual incentives merupakan insentif yang diberikan secara perorangan atas prestasi kerjanya dan dapat berupa sistem insntif berikut ini :

  • Bonus adalah insentif kinerja individual dalam bentuk pembayaran khusus di atas gaji pekerja.
  • Merit salary system merupakan program insentif  berkaitan dengan kompensasi terhadap kinerja dalam bidang pekerjaan yang bukan penjualan.
  • Pay for performance atau variable pay merupakan insentif indifidual yang memberikan penghargaan kepada manajer, teruatama atas hasil yang produtif.

2. Company-wide incentives merupakan insentif yang dapat berlaku untuk semua pekerja dalam organisasi dan dapat berupa sistem berikut ini.

  • Profit-sharing plan merupakan program insentif yang memberi pekerja keuntungan perusahaan di atas tingkat tertentu.
  • Gain-sharing plan adalah program insentif untuk membagikan bonus kepada pekerja yang kinerjanya dapat memperbaiki produktivitas.
  • Pay for knowledge plan merupakan program insentif untuk mendorong pekerja untuk belajar keterampilan baru atau menjadi cakap di pekerjaan berbeda.

Tujuan pemberian Insentif

Tujuan utama dari pemberian insentif kepada para karyawan pada dasarnya adalah untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih baik dan dapat menunjukan prestasi kerja yang baik. Cara seperti ini merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan.

Tujuan dari pemberian insentif, yaitu :

1. Bagi perusahaan :

Insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting. Insentif menjamin bahwa karyawan mengerahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Bagi karyawan :

Dengan pemberian insentif dari perusahaan maka diharapkan karyawan dapat memperoleh banyak keuntungan, seperti misalnya mendapatkan upah atau gaji yang lebih besar, mendapat dorongan untuk mengembangkan dirinya dan berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya.

 Prinsip pemberian insentif

Pada dasarnya pemberian insentif senantiasa dihubungkan dengan balas jasa atas prestasi ekstra yang melebihi suatu standar yang telah ditetapkan serta telah disetujui bersama. Insentif memberikan penghargaan dalam bentuk pendapatan ekstra untuk usaha ekstra yang dihasilkan.

Pengaturan insentif harus ditetapkan dengan cermat dan tepat serta harus dikaitkan secara erat dengan tujuan-tujuan perusahaan yang bersangkutan. Jumlah insentif yang diberikan kepada seseorang harus dihubungkan dengan jumlah atau apa yang telah dicapai selama periode tertentu, sesuai dengan rumus pembagian yang telah diketahui semua pihak secara nyata.

Rumus pembagian insentif ditetapkan secara adil sehingga dapat mendorong meningkatkan lebih banyak keluaran (output) kerja dan meningkatkan keinginan kuat untuk mencapai tambahan penghasilan serta dapat menguntungkan semua pihak.

Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Insentif

Menurut Sirait (2006:202) faktor yang mempengaruhi pemberian insentif ada 4 (empat) yaitu :

  1. Kondisi dan kemampuan dari perusahaan.
  2. Kemampuan, kreativitas, serta prestasi karyawan.
  3. Keadaan ekonomi suatu Negara.
  4. Tingkat produktivitas perusahaan.

 

Pustaka

Rivai, Vethzal & Basri :(2005) Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Robbins, Stephen P:(2006) Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Husein Umar :(2004) Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakata: PT. SUN.

Husein Umar:(2003) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Edisi revisi Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta