Proses Penyusunan dan Pencatatan Laporan Keuangan

Laporan  keuangan  yang  dihasilkan  sendiri  oleh manajemen, yang kegunaannya akan dikonsumsi oleh banyak pihak, harus disajikan dengan cara-cara dan prosedur-prosedur tertentu berdasarkan suatu pedoman yang berlaku. Jadi,  penyajian laporan  keuangan  tidak  bisa  secara  operasional  tanpa mengikuti aturan tersebut. Penyelenggaraan sistem adanya catatan akuntansi harus mencakup keseluruhan aktifitas yang dibutuhkan untuk memberikan kepada  manajemen  berbagai  macam  informasi  untuk  perencanaan,  pengendalian dan pelaporan keadaan serta operasi perusahaan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah suatu rangkuman dari keseluruhan aktifitas  yang  dapat  menaikkan  ataupun  menurunkan  berbagai  aktiva,  kewajiban, dan modal perusahaan selama suatu peri ode tertentu. Proses penyajian terdiri dari dua  tahap. Tahap  pertama  disebut  tahap  pencatatan  (recording  phase) sedangkan tahap kedua adalah tahap pengikhtisaran (summarizing phase) (Dyckman, Dukes, dan Davis, 2000:264).

Masing-masing  tahap  saling  berkaitan  dan  tidak  bisa  saling  mendahului karena  tidak  mungkin  laporan  keuangan  disusun  tanpa  adanya  suatu  aktifitas. Tahap-tahap ini yang dikenal dengan istilah proses akuntansi atau siklus akuntansi.

Pada tahap pencatatan, ada tiga langkah yang dijalani, yaitu (Dyckman, Dukes, dan Davis, 2000:265):

  1. Analisis  atau   transaksi   dan   kejadian-kejadian  terpilih  lainnya  tidak  semua transaksi akan dicatat, namun harus dilakukan seleksi terhadap suatu kejadian,
  2. Apakah  akan  diakui  dalam  laporan  keuangan  atau  tidak.  Setelah  itu  transaksi tcrpilih tersebut didokumentasikan, akan dijadikan dasar pembuatan catatan asli dari setiap transaksi.
  3. Pencatatan  transaksi.  Dengan  berdasarkan  dokumen-dokumen  diatas,  masing-masing  transaksi  dicatat  secara  berurutan  (kronologis)  didalam  buku  harian. Ruku  harian  yang  digunakan  dapat  memakai  buku  harian  khusus  atau  buku harian umum
  4. Pemindahan  transaksi  kedalam  buku  besar.  Setelah  masing-masing  transaksi dicatat dibuku harian, selanjutnya dimasukkan kedalam akun-akun yang sesuai pada buku besar dan buku tambahan.

Selanjutnya,  pada tahap pengikhtisaran, rangkaian langkah yang dilakukan adalah:

  1. Pembuatan neraca sisa dari akun-akun buku besar. Neraca sisa menyajikan suatu ringkasan  informasi  yang  diklasifikasikan  dibuku  besar,  dan  juga  merupakan suatu  pengkoreksian  umum  atas  keakuratan  pencatatan  dan  pemindahan  ke buku besar.
  2. Penyesuaian  atas  beberapa  akun-akun  agar  dengan  tanggal  bersangkutan.
  3. Sebelum laporan keuangan dapat disusun semua informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan belum tercatat mesti ditetapkan.
  4. Penyesuaian harus dibukukan  (pada  kertas  kerja)  sehingga  akun-akun  akan  sudah  sesuai  dengan keadaan saat bersangkutan sebelum penyusunan laporan keuangan dilaksanakan.
  5. Penyusunan laporan keungan Intormasi mengenai ikhtisar kegiatan pada kertas kerja termasuk perubahan-perubahan dalam posisi keuangan akan menjadi dasar disusunnya laporan keuangan untuk periode berjalan.
  6. Penutupan  akun-akun  yang  bersifat  sementara.  Seluruh  saldo-saldo  akun persediaan  (bila  perusahaan  menggunakan  sistem  persediaan  periodik),  diutup akun-akun ikhtisarkan yang bersangkutan "dan selanjutnya dipindahkan ke akun kekayaan pemilik.
  7. Pembuatan neraca  sisa setelah penutup. Dilakukan untuk menetapkan kesamaan  antara  debet  dan  kredit  setelah pembukuan ayat-ayat  penyesuaian dan penutup.
  8. Pembalikan akun-akun tertentu. Langkah ini tidak harus ditempuh, namun kerap kali diperlukan sebagai   suatu cara untuk memudahkan pencatatan dan penyesuaian pada periode selanjutnya. Adapun akun-akun ditangguhkan (deferred item) dan akun-akun antisipasi (accured item).

Prosedur-prosedur ini merupakan suatu siklus  lengkap yang lazimnya dilaksanakan dalam setiap periode fiskal.

Pencatatan Laporan Keuangan

Tatkala suatu periode tertentu telah berakhir (biasanya meliputi jangka waktu satu  tahun  yang  dimulai  1  Januari  sampai  31  Desember)  maka  pihak  manajemen perusahaan akan mempertanggung jawabkan hasil "amanah" pihak pemilik sumber daya  yang  dikelolanya.  Saran  utama  yang  digunakan  dalam  pertanggung  jawaban tersebut adalah laporan tahunan yang salah satu bagiannya berisi laporan keuangan.

Laporan keuangan ini, seperti yang dikatakan oleh Dickman, Dukes & Davis (2000:201) adalah :

"Memberikan suatu sejarah yang berkesinambungan yang di kuantitikasikan dalam  satuan  uang  yang  berkenaan  dengan  sumber  daya  ekonomi  dan kewajiban dari suatu perusahaan bisnis dan aktifitas ekonomi yang mengubah sumber daya dan kewajiban”.

Karena  merupakan  suatu  sejarah,  ia  akan  dijadikan  sebagai  bahan  kajian untuk  perbaikan  masa  depan dan sumber informasi  yang penting dalam justifikasi keputusan  ekonomis  berikutnya  sejalan  dengan  kebijaksanaan  manajemen. Oleh karena itu, selayaknya setiap bagian dari laporan keuangan dicermati dan ditafsirkan dengan  bijaksana  oleh  pengambilan  kebijaksanaan sehingga kesinambungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Laporan keuangan yang paling sering disajikan adalah:

a. Neraca (balance sheet)

Neraca menggambarkan dari posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.

b. Laporan laba rugi (income statement)

Laporan  laba  rugi  memberikan  gambaran  hasil  usaha  perusahaan  pada  periode tertentu

Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kegiatan bisnis suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan laba rugi. Laporan ini menggambarkan kinerja suatu usaha terhadap pengelolaan sumber daya yang dimiliki sebagai gambaran akan kemajuan atau kemunduran perusahaan yang tercermin dari tingkat profitabilitas yang dicapai.

Suatu  laporan  laba  rugi dibentuk. oleh unsur-unsur (Ahmed Belkoui, 2001:201):

"Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari satu kesatuan atau penyelesaiaan kewajibannya selama satu periode dari penyerahan  atau  produksi  barang,  pemberian  jasa,  atau  aktifitas  lain  yang merupakan  operasi  pokok  atau  utama  yang  berkelanjutan  dari  kesatuan tersebut.  Beban  (expenses)  adalah  arus  keluar  atau  penggunaan  lain  atas harta  atau  terjadinya  kewajiban  selama  satu  periode  dari  penyerahan  atau produksi   barang,   pemberian   jasa,   atau   pelaksanaan   aktifitas   lain   yang merupakan operasi pokok atau yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. Keuntungan (gains)   adalah   dalam   ekuitas   (harta   bersih)   dari transaksi   sampingan   atau   sekali-kali   dari   suatu   kesatuan   kecuali   yang dihasilkan  dari  pendapatan  atau  investasi  oleh pemilik”.

“Kerugian  (losses) adalah   penurunan   dalam   ekuitas  (harta   bersih) dari  transaksi-transaksi sampingan atau sekali-kali dari satuan kesatuan kecuali yang diakibatkan dari beban atau pernbagian kepada pemilik".

"Penjualan (sales) ialah jumlah penjualan barang atau jasa pada langganan untuk  satu  periode.  Harga  pokok  penjualan  (cost  of  goods  sold)  pada perusahaan dagang adalah persediaan awal ditambah pembelian bersih sama dengan  barang  tersedia  untuk  dijual  dikurangi  dengan  persediaan  akhir. Harga pokok penjualan pada penjualan manufakturing ialah persediaan awal barang  jadi  ditambah  biaya  pabrikasi  dikurangi  dengan  persediaan  akhir barang jadi.

Biaya   usaha   (operating  expenses)  umumnya   dibagi   dua   yaitu:   biaya penjualan   ialah   biaya   yang   dibebankan sehubungan   dengan   penjualan barang,  dan  biaya  administrasi  umum  ialah  biaya  yang  dibebankan  dalam operasi umum perusahaan.

Hasil  dan  biaya-biaya  lain  (other  revenue  and  expenses),  yang  termasuk dalam  pos  ini  adalah  pos  yang  dapat  diidentifikasikan  dengan  manajemen keuangan dan pos lainnya yang tidak mempunyai hubungan dengan operasi utama  perusahaan,  misalnya  bunga,  deviden,  sewa,  royalti,  dan  laba  rugi atas penjualan aktiva tetap".

Suatu  laporan  laba  rugi  dapat  disajikan  dengan  format  (bentuk)  langsung (single  step  income  statement).  Dalam  bentuk  ini,  hanya  ada  satu  perameter pengukuran  pendapatan  (laba),  yang  dihitung  dengan  mengurangi  jumlah  hasil dengan  jumlah  biaya,  dimana  unsur  laba  rugi  hanya  terdiri  dan  pendapatan  dan beban.  Unsur-unsur  lain,  seperti   harga  pokok  penjualan,  biaya-biaya  operasi, pendapatan dan biaya-biaya lain, keuntungan dan kerugian, serta pajak penghasilan tidak  terdapat  didalamnya.  Seluruh  pendapatan  yang  dihasilkan  dari  kegiatan normal, keuntungan, biaya dan kerugian, didaftar dan diikhtisarkan, tanpa mengungkapkan laba kotor, laba operasi atau laba sebelum pajak.

Bentuk  penyajian  laporan  laba  rugi   yang  lain  adalah  bentuk  bertahap (multiple  step  income  statement).  Bentuk  laporan  ini  mengikhtisarkan  adanya pemisahan   transaksi   operasi   normal   dan   transaksi   operasi   non   normal   dan mencocokkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berkaitan dengannya. Dari pemisahaan yang dilakukan, laba yang diperoleh berupa laba kotor dan laba bersih. Laba kotor adalah laba yang diperoleh dari hasil penjualan bersih diperoleh setelah laba kotor dikurangi dengan beban operasi serta pendapatan dan beban lain.

Pustaka:

Belkaoui, Ahmad., Accouting Theory, Terjemahan Erwan Dukat, Yogyakarta: Ak Group, 2002.

Dyckman, Dukes dan Davis. Akuntansi Intermediate. Jilid I. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Munir Ali. Jakarta: Erlangga, 2000.