Komunikasi

Membedah Kejanggalan Wawancara Vitalia Shesya

Wawancara Vitalia Shesya (TV-One)

Penasaran seperti apa sih keterangan Vitalia Shesya, model seksi majalah dewasa yang mendadak tenar sejak dipanggil KPK karena dugaan terlibat dalam pusaran kasus yang melilit Ahmad Fathanah. Ini bukan bahasan politik saudara-saudara, hanya ingin melihat dan menganalisis dengan logika sehat: logis atau tidak keterangan yang diberikan oleh sang model itu. Persis seperti dulu saya iseng analisis mengenai keterangan Maharani Suciyono yang juga terlibat dalam kasus yang sama.

Berikut ini adalah transkrip lengkap wawancara eksklusif antara Host TV One dalam acara Ruang Kita dengan Vitalia Shesya (08/05/2013), yang juga didampingi oleh pengacaranya. Videonya dapat Anda lihat langsung di link ini (tapi kalau sudah membaca transkripsi ini masa iya masih ingin lihat videonya sih, tapi ya monggo lumayan buat liat model seksi, yang di wawancara itu sih tidak seksi-seksi amat ah). Check it out:

“Aku pertama ketemu dengan Pak Ahmad itu sekitar bulan November 2012. Namanya aku entertain ya, seorang model. Pak Ahmad menghubungi teman aku bahwa dia ingin ketemu dengan saya. Setelah itu saya ketemu dengan dia, pertama kali bertemu di Hotel Kempinski. Di sana kami dinner dengan ditemani teman.

Setelah dinner aku ngobrol banyak. Dia minta nomor telepon aku. Pada saat pertemuan pertama itu saya sudah menjelaskan saya ini janda punya anak dua. Setelah itu hubungan berlanjut. Pak Ahmad sering menghubungi saya.”

(Presenter menanyakan mengenai apa konteks pertemuan itu), dijawab oleh Vitalia, “Perkenalan aja yah. Dia bilangnya, pengen kenal dengan yang namanya Vitalia Shesya“.

(Ditanya lagi, apa saja yang diobrolkan dalam pertemuan itu), “Obrolan biasa saja, seperti sudah berapa lama di dunia model, tinggal di mana, orang mana, seperti biasa”.

(Presenter menanyakan, apakah ada bentuk kerjasama yang dibicarakan dalam pertemuan itu), “Sama sekali nggak. Saya lebih banyak diam.”

“Setelah itu, 5 hari atau 7 hari gitu ya saya lupa, bertemu lagi dengan Pak Ahmad di Senayan City. Saya bawa anak-anak. Karena ditelpon sama Pak Ahmad, Vit, bawa dong anak-anak kamu. Saya ingin kenal dengan anak-anak kamu. Wahh anak saya masih sekolah mas. Ya udah nanti agak sorean. Saya bawa anak-anak saya. Dia kenalan dengan anak-anak dan terlihat cukup akrab. Anak-anak pun terlihat senang karena mungkin pembawaan dia cukup baik.”

(Dicecar lagi oleh presenter dengan pertanyaan, jadi pada pertemuan pertama adalah untuk bisnis, yaitu kerjasama..) disela sama Vitalia: “Tidak ada. Tidak ada sama sekali. Hanya pertemanan. Dia bilang dia suka sama saya. Ditanya kenapa suka sama saya. Dia bilang karena kamu sopan, terus aku juga suka foto kamu. Itu aja sih”.

(Kemudian setelah pertemuan kedua semakin akrab?) “Iya”.

Seberapa akrab? “Dekat yah” (terlihat dalam video itu pengacaranya segera beralih duduknya mendekati Vitalia seolah ada sesuatu yang ingin dijaga atau menegur ucapan dari Vitalia. Tapi Vitalia melanjutkan omongannya). “Dia baik sama aku. Dia suka sama aku masa aku menolak. Itu kan hak setiap orang.”

(Menurut Anda sosok Pak Ahmad Fathonah itu seperti apa?) “Yang saya tahu pak Ahmad itu orang yang baik. Orang yang suka menolong. Dia bilang pada saya, “Oh iya Vit saya ingin bantu anak-anak kamu. Saya suka anak-anak”. Dari beberapa kali pertemuan dia kasih ke saya untuk anak-anak. Dan saya tidak pernah meminta. Dia ngasih sendiri dan bilang, ini hadiah untuk kamu dan anak-anak.”

(Nama Anda itu pake h atau pake y?) “Es Ha E Es Ye A : SHESYA.”

(Tidak ada akun twitter atas nama itu?) “Tidak ada. Saya tak pernah bikin akun twitter”.

(Setelah pertemuan kedua di pusat perbelanjaan itu, Anda rutin bertemu?) “Nggak juga. Dan, saya setiap ketemu selalu berdua. Dengan teman saya, kakak sepupu saya.”

(Kalau boleh tahu apa saja pemberian Ahmad Fathanah kepada Anda?) “Dia sering memberi saya hadiah. Terus uang jajan buat anak, buat aku. Namanya dia kasih perhatian buat aku, sudah baik pada anak-anak, lama-lama Vita simpatik. Dan, maaf, di sini saya juga ingin mempertegas. Dibilang saya sebagai istri muda Pak Ahmad Fathanah. Itu sama sekali tidak benar. Kita hanya TEMAN DEKAT. Masalah kedekatan saya dengan Pak Ahmad Fathanah biar masyarakat yang menilai seperti apa kedekatan itu.”

(Benarkah Anda menerima uang 200 sampai 250 juta) “Itu tidak benar sama sekali.

(Kalau jam tangan mewah seharga 70 juta) “Itu benar”.

(Kalau mobil?) “Kalau mobil, dia bilang itu untuk kendaraan aku dan anak-anak. Pak Ahmad sendiri yang kasih ke saya. Diberinya pada bulan Desember 2012. Dia bilang, Vit saya sudah beli mobil buat kamu. Tolong kamu terima, ini hadiah buat kamu. Ini rejeki buat kamu yang diberikan oleh Allah lewat saya kata Pak Ahmad. Saya tidak pernah meminta untuk dibelikan mobil. STNK atas nama saya, dan kwitansinya pun atas nama saya.”

(Apakah Anda tidak pernah tahu apa profesinya?) “Saya tidak pernah tahu apa pekerjaannya, apa profesinya. Yang saya tahu dia hanya seorang pengusaha. Dia bilang dia juga punya istri dan anak.”

(Apakah Anda tidak ada curiga atau khawatir apa-apa, seorang laki-laki baru kenal sudah memberi apa-apa) “Saya tidak khawatir apa-apa, karena baik ya. Sopan, dan dia sempat menawarkan saya untuk menikah dengannya. Menikah siri. Tapi aku menolak dengan alasan baru kenal. Ada saksi yang mendengarkan itu, yaitu manajer dan sepupu saya. Pak Ahmad juga mengatakan, kalaupun saya menolak dia akan tetap sayang pada anak-anak saya.

(Banyak anggapan, masa sih tidak ada kompensasi apapun atas pemberian itu?) “Tidak. Dia itu seperti malaikat untuk saya.”

Nah, sudah baca semuanya? Pinteeer. Baik, mari kita gunakan pisau logika kita. Karena di wawancara itu Vitalia Shesya sendiri mempersilahkan secara bebas pada masyarakat untuk menilai kedekatan mereka, maka saya yang masyarakat biasa, akan mencoba menilai kedekatan mereka. Artinya, tak salah dong, kalau saya menilai, karena dipersilahkan kok.

Ada banyak kejanggalan yang bisa kita lihat dari wawancara itu:

1. Model wawancara Vitalia Shesha sama dengan yang dilakukan oleh Maharani Suciyono. Hanya saja Maharani dalam bentuk konferensi pers, sedangkan Vitalia Sesha bentuknya wawancara eksklusif. Kesamaannya yaitu sama-sama ditemani pengacara. Mengenai ini masih wajar, karena itu hak setiap warga negara didampingi pengacara.

Yang tidak wajarnya adalah, kenapa Maharani bentuknya Preskon sedangkan Vitalia Sesha lebih memilih wawancara eksklusif? Meskipun katanya Vitalia akan menggelar preskon tapi saya meragukan itu. Nah, kejanggalannya adalah: jelas beda kelas bro, Vitalia Sesha jelas lebih tinggi kedudukannya dibanding Maharani. Model papan atas bo. Untuk menjadi model di majalah Popular, Male, dan majalah dewasa umumnya beda dengan model pemula atau model-model jenis lain. Bayarannya saja beda dan “derajat” atau “papan” kalau boleh dibilang jelas beda.

Wawancara ekslusif juga beda derajatnya dengan preskon biasa. Lebih tinggi wawancara eksklusif tentunya. Preskon biasa, beeeeh panas, dikerubutin wartawan, kilatan flash dari kamera tak henti-henti, diteriaki wartawan, sudah kayak di pasar deh.

Jadi apa yang ingin saya katakan? Bahwa ada yang men-setting ini semua. Sudah diarahkan oleh aktor di balik layar termasuk pemilihan media yang digunakan: Maharani diarahkan preskon, Vitalia diarahkan wawancara ekslusif. Bahkan besar kemungkinan materi keterangannya pun sudah dibuat kisi-kisinya. Karena apa yang diutarakan oleh Vitalia Sesha sama persis dengan yang diutarakan oleh Maharani: pertemuan biasa, hanya dinner, dan sekadar teman.

2. Ahmad Fathanah itu seorang playboy itu sudah tidak diragukan lagi. Hanya saja, keterangan Vitalia ini berusaha untuk menutupi yang sebenarnya. Hubungan dirinya dengan AF sengaja ditutupi dengan istilah “PERTEMANAN BIASA”. Disebutkan juga tidak ada kompensasi apapun. Kompensasi apapun di sini maknanya luas: yaitu kompensasi seksual. Dugaan saya itu terjadi dan berulang-ulang. Dari mana clue-nya? Kan dipersilahkan menilai sama Vitalia jadi bebas dong saya menilai (udah disebutkan tadi ya kalimat ini, tidak apa-apa saya sebutkan lagi untuk mempertegas).

Begini. Ini motif yang biasa terjadi di dunia hitam jagat esek-esek. Ada mucikari (mami) yang menjadi broker dari model-model ini. Kemarin-kemarin terungkap di berita nasional mengenai ini. Satu mami bisa memiliki puluhan model yang bisa dibooking.

Pertanyaannya: Vitalia mengatakan, Ahmad Fathonah pada saat pertama ketemu sudah bilang dia suka sama dirinya, dia suka foto-foto dia. Teng tong. Foto-foto bro. Foto-foto bro..foto-foto bro (sudah tiga kali ya?) Dari mana AF mendapat foto-foto Vitalia? Dari orang yang menghubungkan dia tentunya. Modusnya adalah seseorang yang berminat booking seorang model untuk diajak kencan adalah dengan mengirim fotonya terlebih dahulu. Habis itu bertemu, dan silahkan negosiasi sendiri. Bukan tidak mungkin malah bisa langsung “menikmati hidangan”. Dari mana saya tahu? Yang pasti bukan pengalaman sendiri. Tahu itu tidak mesti merasakan. Apakah saya tahu seseorang itu akan mati jika terjun dari lantai 43 harus merasakan sendiri dulu terjun dari lantai 43? Kan tidak. Informasi sekarang..demi Tuhaaaaaaaannnn..sangat luas.

3. Gunakan logika lanang alias “Follow man money” (ikuti duit lanang kemana dia pergi). Lanang itu kalau sudah memberi mobil, perhiasan, uang jajan, tentu ada yang diharapkan. Atau dia merasa puas atas sesuatu. Itu sifat duit lanang. Mengenai ini tak usah dijabarkan lagi. Yang lanang-lanang paham. Yang perempuan harus paham.

4. Modus operandi AF sama, baik yang dilancarkan pada Maharani maupun pada Vitalia: mengajak dinner di suatu hotel. Ini dilakukan berulang berarti dia pengalaman. Bahkan ini diperkuat oleh keterangan sopirnya yang dibacakan pada saat persidangan, bahwa AF juga melakukan modus operandi yang serupa pada wanita lain (ciri-cirinya baju biru) pada jam 02.00 pagi. Dan sopirnya disuruh berbohong, jika istrinya tanya bilang aja dia sedang di DPP PKS. Masalah bohong biasalah. Semua suami juga pernah. Tapi modus operandinya itu lho yang berulang-ulang. Jadi, jika Maharani saja dinilai sangat kental nada berbohongnya, maka Vitalia pun sama. Itu bisa ditelusuri dari jejak AF yang ‘doyan perempuan’ sehingga tidak mungkin hanya sebatas dinner.

5. Banyak inkonsistensi keterangan yang disampaikan oleh Vitalia. Di awal ia mengatakan, bahwa obrolan di saat pertama ketemu hanya obrolan biasa, tetapi setelah ditanya lagi, berbeda. Katanya AF di pertemuan pertama sudah bilang suka dirinya dan foto-fotonya. Pernyataan ini bertentangan, antara obrolan biasa dengan ‘suka-sukaan’ jelas beda. Pernyataan kedua sifatnya pendekatan personal dan mengarah pada transaksi seksual.

Itu beberapa kejanggalan yang terlihat, sebetulnya masih banyak lagi yang bisa dikupas. Termasuk dari gerak-gerik Vitalia yang selalu mengubah posisi duduk di saat bicara, tatapan mata yang seolah berpikir untuk mengarang suatu kata, mengalihkan pandangan pada saat menjawab, yang menunjukkan ia tidak yakin atas apa yang disampaikannya.**[hs]

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments