ReportaseUnik

Jangan Ada Mantan di Antara Kita: Edisi Alumni-alumnian

Mengenang kembali masa-masa kecil selama sekolah di MTs dan mondok itu sesuatu banget. Bisa bertemu lagi, meskipun masih via WA, dengan teman-teman sekelas. Jadi ingat lagi berbagai kejadian lucu, momen-momen masa pencarian jati diri di masa lalu. Kadang suka tertawa sendiri lihat percakapan di WA Grup alumni. Beneran deh, asal jangan keseringan saja tertawa sendiri, nanti bisa diciduk sama Dinas Sosial..haha.

Banyak yang masih saya kenal teman-teman semasa MTs itu, ada juga yang harus berusaha keras untuk mengingatnya. Maklum, faktor usia tidak bisa bohong. Di saat rambut sudah berubah warna jadi hitam-putih, ingatan pun sudah mulai memudar, ya begitulah siklus kehidupan.

Tapi, saya masih bersyukur karena masih dapat menjalani kehidupan ini. Ada beberapa teman yang dulu semasa MTs kemana-mana bareng, bangor bareng, ngaji bareng, tetapi sekarang sudah meninggalkan dunia ini. Sedih mendengarnya. Tetapi, itulah namanya kehidupan. Tidak selamanya bisa bertahan di kehidupan yang keras ini. Semua orang akan kembali ke hadapan-Nya.

Zahid, si anak pinter matematika tapi lumayan baong. Samalah dengan saya baong-nya sih. Sekarang sudah tiada. Syaifullah atau Puloh, yang saya sering numpang makan di rumahnya karena asrama putra pernah dekat rumah Puloh, sudah meninggal juga. Wawan, orang Bandung, sudah meninggal juga. Pada semua teman-teman itu saya panjatkan doa: semoga kalian happy di sana.

Kalau ditanya, momen apa yang menjadi kenangan selama di MTs? Untuk detailnya, kebanyakan saya sudah lupa. Tapi ada banyak momen yang masih ingat. Untuk wajah dan nama-nama teman MTs sih masih banyak yang ingat. Tenang teman-teman, saya kalau masalah nama dan wajah ingatan masih kuat.

Saya absen nih satu-satu. Ada Den Amas, dulunya nakal banget. Langganan dihukum di depan kelas..haha. Tapi, saya salut pada Amas yang sekarang sudah berubah jauh. Kehidupanlah yang membuatnya menjadi sosok yang berbeda. Kayaknya sih sekarang sudah baik..kayaknya lho ya..hahha.

Ada Dede Wahidin, sekarang sudah menjadi tentara. Tegap, kekar, dan ganteng banget itu anak sekarang. Tapi suaranya tetap cempreng, masih seperti dulu. Sudah bakat alam itu sih kayaknya..paling rame dari dulu kalau ngomong. Sampai sekarang kayaknya sih kalau itu. Orang Balida ini dulunya kalau ke sekolah pakai sepeda. Bahasa Majalengkanya, empit..haha.

Ada Budi Yuhabudin. Sosok kalem, pinter, dulu sih sering salip-salipan sama saya dan Rahma rankingnya. Dia ranking 1 saya ranking 2, Rahma ranking 3. Sama Zahid juga iya lupa. Zahid salip-salipannya sama Rahma. Budi bareng sama saya diutus dari Sukahaji Majalengka. Hanya saja, setelah keluar dari MTs masing-masing menempuh jalan hidupnya masing-masing. Dia sekarang di Padang.

Ada siapa lagi? Ada Cecep, orang Bandung, adiknya saya ingat namanya Heri. Saya pernah ke rumahnya sekali waktu itu. Sudah lupa sekarang sih di mana rumahnya. Cecep agak pendiam, tapi tenis mejanya jago.

Ada neng Rahma. Nama lengkapnya Rahmawati Sholihah. Mudah-mudahan selalu menjadi wanita shalihah sesuai namanya. Amin dong ah..amiiiiin. Perempuan pinter jago matemetika, saingannya Zahid. Kalau saya, urusan matematika lemah. Pinternya ngitung duit saja..haha. Sekarang masih di Bandung. Pendiam dulunya sih ini anak. Gak tahu sekarang masih pendiam atau gak aslinya. Kalau di grup sih aktif, rame ngomongnya.

Selanjutnya ada Siti Zainab. Nah, dari dulu dia sudah keibuan. Pengayom istilah tepatnya. Asalnya dari Cipatat, saya juga lama di Cipatat ini sekitar 3 tahun tapi jarang ketemu Zainab. Sekarang sudah punya cucu katanya. Wow..prestasi yang luar biasa. Baru Zainab kayaknya yang sudah punya cucu. Kalau saya kan masih umur 27 tahun jadi masih jauh punya cucu..haha.

Ada duo Ai: Ai Maria dan Ai Khotimah. Ai Maria ada di grup WA. Ai Khotimah tidak ada. Semoga selalu bahagia bersama keluarganya meskipun tidak aktif bersapa dengan para alumni. Ai Maria orang Burujul. Pakai sepeda juga kalau ke sekolah, kalau saya tidak lupa lho ya.

Ada Adih alias Rahmat Mulyadi. Ciriwis kalau dulu sih. Doyan nyengir dengan gigi putihnya. Gak tau sekarang saya masih belum ketemu masih suka nyengir atau tersenyum kayak dulu atau gak.

Ada Fauzy, tenang bro, saya absen. Fauzy inilah yang kontak pertama kali ke saya dan memasukkan ke grup alumni. Tidak tahu saya, dapat nomor HP saya dari mana. Tapi effort atau usahanya untuk mengontak alumni luar biasa. Jempol untukmu bro. Dia kirim foto saya yang masih unyu-unyu pada saat kontak pertama kali. Orang Leuwikidang ini tukang jemput guru dulu kalau guru gak datang-datang.

Ada juga yang lain yang di grup, Otong Afif. Jarang aktif di WA Grup. Tapi saya ingat meskipun agak samar tentang afif ini.

Oh iya, hampir terlupakan. Ada Neng Halimah. Sengaja saya tulis belakangan. Bongan da sampai saat ini masih gak kenal saya. Saya balas deh, saya absen di akhir-akhir..haha. Peace ya teh Halimah. Jangan tersinggung. Mengutip pendapat Den Amas, Halimah ini dulu bidadarinya kelas saya. Primadona. Paling cantik kayaknya. Gak tahu saya juga. Da saya sih dulu lugu, jadi tidak tahu yang gimana cantik itu. Kalau yang geulis saya tahu..haha.

Masih banyak teman-teman lain semasa MTs ini. Ada Teh Lilis yang sudah ada di grup WA juga, Dedi orang Bandung yang sampai sekarang belum ada di WA Grup, Aam orang Cianjur, Ujang Urip si anak nakal yang dulunya masukin ular ke laci guru. Didi orang ranji. Banyak lagi deh.

Oh iya, ada satu pesan saya: jangan sampai ada mantan di antara kita. Mantan sekolah MTs bisa alumnian, bisa ketemu lagi. Yang dulunya si ini mantannya si itu, nanti bisa alumnian. Kalau hati sudah alumnian dengan mantan wah repot itu. Sudah tua buuu..paaak..haha.

Satu hal lagi yang menjadi catatan saya. Ternyata teori yang mengatakan bahwa kepribadian, keyakinan, dan pemikiran seseorang di masa dewasa akan dipengaruhi besar oleh kehidupan semasa kecilnya. Pendidikan di usia balita dan di sekolah menengah memiliki pengaruh besar terhadap corak pemikiran seseorang di masa besar. Ini terkonfirmasi secara nyata dan saya melihat bentuk nyatanya. Hampir 90 persen lebih, orang yang saya kenal di masa lalu, terutama di masa-masa MTs, di masa besarnya ternyata dipengaruhi besar oleh pendidikan selama di sana.

Tidak ada yang salah dengan itu. Meskipun saya, adalah termasuk orang yang tidak termasuk dalam kategori itu. Pemikiran, ideologi, dan paradigma berpikir saya mungkin berbeda dengan teman-teman MTs saya. Meskipun digodok dan dididik secara ketat waktu itu.

Apapun pemikirannya, mungkin banyak perbedaan di antara sesama teman MTs sekarang, tetapi satu hal yang pasti: persamaan kita masih banyak. Yaitu sama-sama senang bercanda..haha. Mari kita rayakan semua itu dengan suka cita.**

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments