Nasional

Heboh “Acara Amal Settingan” TV One

Ilustrasi: shutterstock (Admin Kompasiana)

TV One terjerumus lagi dalam “palsu-memalsukan”. Kalau dulu kasus “saksi palsu” kini “acara amal palsu” atau acara amal settingan. Kasus Acara Amal Settingan dengan bungkus acara “Fashiow Show Charity” dalam acara Sosialite, Sabtu (19/11/2011) memang masih kontroversi. Belum terang duduk perkaranya. Menurut Silly sebagai aktivis sosial yang mewakili Nando, penderita gagal ginjal, acara itu “settingan”. Itu didengar langsung dari ucapan Fifie Buntaran yang mengajaknya hadir (Fifie buntaran adalah orang dekat Melinda Dee yang juga hadir pada persidangan Dee). Itu diungkapkan dalam microblog (tweet) Silly. Ia kecewa karena dugaannya hasil acara amal itu akan diserahkan untuk pengobatan Nando, tetapi setelah acara malah dibilang oleh Fifie, “Maaf mbak, ini acara settingan untuk TV One. Kalau untuk Nando mbak broadcast pesan aja” (mungkin maksudnya nanti dibantu sebarkan). Tapi kemudian Fifie membantahnya, bahwa hasil acara itu disumbangkan ke yang lain. Karena Silly datang terlambat. (sumber: detikcom).

Yang palsu-palsu sedang jadi trend. Alamat palsu Ayu Ting-ting, eh sekarang acara TV ikut-ikutan palsu. Jika memang benar adanya, TV One akan tercoreng lagi. Di saat gencar menggelar kritik-kritik keras pada isu-isu perpolitikan dan hukum melalui berbagai acara favorit seperti JLC, AKI, dan lainnya, masalah muncul dari internal.

Sebetulnya, jika harus jujur, kepedulian sosial kini hampir tak ada yang murni lagi. Tumpang tindih dengan kepentingan bisnis. Lihat saja, panti-panti anak yatim di mana-mana. Apalagi menjelang lebaran, ramai-ramai pasang spanduk di sana-sini “menerima amal zakat, infaq, shadaqah”. Anak Yatim menjadi “dagangan”. Malah sempat ada spanduk yang khusus menyoroti ini, terpampang di wilayah Cinere, tulisannya: “Anak Yatim bukan Dagangan”. Eh tapi ujung-ujungnya sama: “Salurkan bantuan Anda pada kami”.

Ujung-ujungnya yang disalahkan pasti pemerintah, karena tak sanggup mengurus lah, karena ini lah, karena itu lah, meskipun ada benarnya juga. Ini murni masalah “moral hazard”. Siapapun itu pelakunya, tidak terpuji. Ah, tapi masih untung masih ada yang peduli..begitu mungkin nanti komentarnya. Betul, tapi kepedulian yang tanpa motif bisnis dan politis atau motif lain yang seharusnya dijadikan pedoman. Kepedulian itu tidak usah gembar-gembor, pasang spanduk sana-sini, acara ini-itu, just do it. Apalagi acaranya “settingan”, pasti dijamin “alamat palsu”.**[harja saputra]

———

Update: Kasus ini menjadi bola salju yang terus menggelinding. Salah satu stasiun TV swasta di bawah naungan MNC Group, hari ini, pukul 17.00 WIB menurunkan liputan khusus berjudul “Menjual Rasa Iba”. Kasus di atas rupanya dimanfaatkan betul untuk mendegradasi pesaingnya. Hmmmmmm…akan ramai nih. Saya yakin akan menjadi isu nasional kasus ini.

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments