Parlemen

Selamat Tinggal DPR..!

foto: harjasaputra.com

“Bagaimana ini cak nasib kita?”

“Embuh..samalah kita. Tinggal menghitung hari. Tergusur dari peredaran. Bosku sama dengan bosmu ora jadi.”

Percakapan itu kini sering terdengar di komplek DPR sejak pasca pemilu. Terutama terdengar dari sesama tenaga ahli atau asisten pribadi anggota dewan jika saling berpapasan dan mengobrol karena sudah lama tidak bertemu. Sejak pemilu legislatif, tenaga ahli banyak yang berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan ditugaskan di daerah pemilihan. Disusul oleh kegiatan pemilihan presiden, tenaga ahli pun ada yang ditugaskan kembali oleh partai untuk pilpres. Baru menginjak lagi DPR sejak tuntas rangkaian pemilu tersebut.

Selain percakapan yang serupa di atas, suasana di lingkungan DPR pun ada yang berbeda dengan suasana DPR sebelumnya. Sejak bulan lalu, khususnya di Gedung Nusantara 1, tempat para anggota DPR berkantor, terlihat sibuk. Di masing-masing ruangan banyak yang sudah mengepak barang-barang ke dalam kardus. Buku-buku dan kertas bahan rapat disortir, sebagian dibuang dan sebagiannya lagi dimasukkan ke dalam kardus untuk dibawa ke rumah anggota Dewan.

20140821 133141

Ket: Packing..packing…

Untuk apa itu? Pertanyaannya bukan untuk apa, tapi lebih tepatnya: kenapa? Yaitu karena mayoritas anggota DPR-RI, sekitar 60 persennya tidak masuk lagi menjadi anggota yang terhormat. Tersingkir dari peredaran. Alias harus angkat koper dari gedung tercinta, harus terbuang dari kursi kekuasaan yang sudah selama 5 tahun diduduki.

Menyedihkan memang. Tragis. Nasib para tenaga ahli dan asisten pribadi anggota dewan bakal banyak ikut tergusur. Banyak yang sudah kasak-kusuk mencari bos baru, namun banyak juga yang diam saja, hanya menghitung hari sampai akhir bulan September. Sambil menunggu para anggota dewan baru yang akan dilantik pada tanggal 1 Oktober, berharap keberuntungan barangkali saja mereka membutuhkan tenaga ahli yang sudah berpengalaman. Itu pun baru sebatas harapan. Banyak juga yang sudah tidak berkeinginan untuk kerja di DPR. Ikut bosnya atau bekerja di tempat lain.

HSP 1357

DSC 0060-1

Di ruangan ini saya berkantor. Lantai 21 ruang 2121, nomor hoki 21 semua. Ruangan anggota Dewan yang bebas dari anggaran APBN. Seluruh fasilitas, dari furnitur, televisi, pokoknya interior ruangan ini tidak membebani APBN sepeser pun. Seluruhnya direnovasi dari biaya sendiri. Kursi, meja, rak, dan semua yang ada di ruangan pemberian dari Sekjen DPR yang dibiayai oleh APBN dikembalikan ke Sekjen. Kecuali komputer.

DSC 0070-1

Lima tahun tak terasa. Sudah di penghujung masa. Lebaaaaaay….

Sampai mana tadi? Oh iya. Hiruk-pikuk DPR itu ngeri-ngeri sedap. Ngeri karena di gedung ini sudah berapa orang yang pindah ruangan jadi ke KPK. Sedapnya karena minimal sudah pernah merasakan kerja di gedung anggota yang terhormat. Untuk ke depannya bagaimana? Jawaban saya sama: ya gimana nanti. Pekerjaan toh bukan di sini saja (ini kok awalnya serius tapi ujung-ujungnya curhat.. haha).

Pokoknya begitu. Sesuai dengan judul: Selamat tinggal DPR. Kalau saya nanti di sini lagi, ya tetap harus mengucapkan selamat tinggal DPR, selamat tinggal para anggota yang sudah hengkang, dan selamat datang anggota DPR baru (terdengar kejam gak tuh?). Kalau pun nanti tidak kerja di sini lagi, berarti memang selamat tinggal beneran.

Suka dukanya apa kerja jadi tenaga ahli di DPR? Ah, suka-duka kayak isi buku alumni saja. Tak ada suka-duka, ini murni masalah mengabdi pada negara..eheeeeem.**[harjasaputra]

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments