Last Updated:
Joker cosmicbook.news

Film Joker? Biasa aja

Harja Saputra
Harja Saputra Film

Jadi ikutan nonton film Joker karena kok rame banget orang ngomongin film ini. Teman-teman pada posting, rating di IMDB pun dapat 9 lebih, seru kayaknya.

Namun, setelah 2 jam lebih 2 menit durasi film ini ditonton sampai habis, biasa aja tuh film ini. Tak ada bagus-bagusnya pisan kalau tetangga bilang.

Datar aja film ini menurutku sih. Satu jam pertama lurus, datar, flat (iya flat itu datar cooy), malah sempat mau ngantuk. Begitu saja ceritanya nyeritain Joker menjalani kehidupan sehari-hari yang susah, dibully, dipecat, ah biasa itu sih. Di kita banyak yang gitu sih. Sinetron banget ceritanya.

Joaquin Phoenix kata orang keren aktingnya. Laaah..ya namanya aktor kalau tidak bisa akting bukan aktor kelees..

Film itu bukan hanya masalah aktornya pintar akting atau bukan, tapi juga yang tak kalah penting ceritanya. Kalau nonton aktornya doang mending saya nonton film yang ada Dakota Johnsonnya. Cantik, aktingnya cool, iya kan?

Baca Juga: Review Film “Fifty Shades of Grey”: Ketika Moral adalah Relatif

Cuma Joaquin saja aktor utama film Joker ini kurasa. Tak ada aktor lain. Pacarnya Joker hanya beberapa adegan saja. Ayahnya, Thomas Wayne, hanya masuk frame beberapa kali saja.

Bruce Wayne, Batman kecil, apalagi. Hanya dua adegan. Paling yang agak banyak muncul adalah ibunya (versi tua dan muda) dan komedian di televisi itu yang kemudian dibunuh oleh Joker pas siarang langsung di acara tv.

Kirain bakal ada kejutan alur cerita apa gitu di tengah atau di akhir cerita tapi tidak ada. Lurus kayak jalan tol, mudah ditebak. Kehidupan susah yang menjadikan orang jadi jahat. Lah iya, wajarlah itu. Yang tidak wajar kalau sudah susah tapi tetap berjuang akhirnya sukses. Hallaah..lebih klasik lagi kalau itu ceritanya..:) :) 

Pokoknya gak dapat gregetnya film ini. Malah awalnya saya kira film ini genre action gak taunya film drama. Pantesan nunggu aksinya cuma dapat beberapa adegan saja. Itu karena saya tidak baca review film ini sebelumnya. Malas kalau baca review dari orang lain nanti spoiler. Mending langsung nonton.

Joker adalah musuhnya Batman, di Gotham. Kesimpulan saya, sepertinya film ini sebagai pengantar film Batman selanjutnya. Batman Vs Joker atau apa gitu. Jokernya tidak tahu nanti masih susah atau tidak. Yang pasti di film ini hanya mengungkap latar belakang kehidupan Joker, musuh yang tangguh di film aksi itu ternyata drama banget. 

Hidup sudah susah, nonton film juga tentang kesusahan, makin sempurnalah. Tujuan nonton biar bikin happy, keluar nonton malah makin kusut. 

Terus kenapa film ini dapat ranking tinggi banget? Biasalah, ya mungkin bagi orang film ini bagus. Cuma bagusnya itu dimana coba. Tapi susahlah ya, namanya selera orang beda-beda.

Film Hollywood biasanya mengusung suatu pesan tertentu. Kalau kita nonton film Hollywood seperti memvisualkan dari suatu makna yang hendak diusung. Bisa aliran filsafat, pesan moral, kebahagiaan, cinta, atau apa gitu.

Malah banyak film bagus yang terakhir, dari mulai film para Super Hero, semuanya bernada sama: pentingnya keluarga. 

Baca Juga: Captain Fantastic: Film tentang Cinta, Keluarga, dan Kritik terhadap Agama

Ya mungkin film Joker juga masuk ke ranah itu. Pentingnya keluarga. Kalau di keluarga diperlakukan tidak baik, maka akan merusak tatanan sosial. Kurang lebih begitu pesan moralnya. Tapi alurnya itu lho yang biasanya megah, sukar ditebak, ini kayak lontong sayur basi. Hambar.

Seperti Joker bilang, "komedi itu subjektif". Adegan lucu bagi suatu orang belum tentu lucu bagi orang lain. Setiap orang memiliki selera humor berbeda. Dan terserah saya juga dong kalau saya menilai film ini gak bagus.

Film adalah masalah rasa. Tak bagus pokoknya. Jangan ditonton. Kalau maksa ya gapapa.* 

Comments